Psikolog anak Seto Mulyadi meluncurkan kritik terhadap video nyanyian lipsync yang baru dari duo Shinta-Jojo, “Hamil Duluan”, yang dipublikasi melalui YouTube. Menurut lelaki yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Seto itu, video yang lagu aslinya dinyanyikan oleh Tuty Wibowo tersebut berpotensi melumrahkan hamil di luar nikah.
“Ya, memang tidak layak (video tersebut). Gayanya, liriknya, penampilannya, segala macam. Kalau Pasha Ungu dengan ‘Kekasih Gelapku’, sekarang ‘Hamil Duluan’, tanpa sadar akan membangun karakter sikap hidup yang membiasakan perilaku seperti yang dicitrakan,” kata Seto ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (21/7/2011) di Jakarta.
Menurut Seto pula, kreativitas dalam berseni sudah seharusnya terus dikritisi, selain didukung. Kebebasan berekspresi, lanjut Seto, tak bisa dijadikan alasan untuk membiarkan hal itu tanpa protes dan catatan. “Kalau bebas berekspresi berarti mencoret-coret tembok atau mengganggu tidur orang di malam hari dengan menyetel musik keras, boleh dilakukan? Tetap harus ada panduan moralitas yang disepakati,” jelas Seto.
Karena itu, masih menurut Seto, pendidikan berkarakter perlu diterapkan—tidak cukup dengan berkoar-koar omong kosong, tetapi dengan tindakan nyata. Anak-anak, misalnya, memerlukan bimbingan orang-orang di sekitar mereka yang lebih bijak dalam melihat tayangan-tayangan yang belum dimengerti oleh mereka. “Riskan, anak-anak sekarang juga sudah, bahkan lebih, terbiasa dengan teknologi digital seperti internet. Mereka cepat mahir, membuka situs YouTube saja sudah tidak ada kesulitan. Kalau tidak dikritisi, anak-anak hanya menjadi korban,” sorot Seto.
“Lagu-lagu anak Indonesia sekarang kering dan lagu-lagu tak peduli terhadap perkembangan psikisnya (lebih didominasi lagu-lagu yang belum dimengerti oleh mereka). Dalam seminar-seminar, saya selalu mengajak guru dan ibu (dan ayah) untuk bisa kreatif dalam mencipta lagu-lagu anak, lagu-lagu yang cocok dan sesuai dengan usianya,” kata Seto lagi.
Video dan Mp3 Hamil Duluan Lihat Disini.
No comments:
Post a Comment